Memotret Pakai Ponsel, Semua Tempat Jadi Istimewa
Jakarta - Kelebihan kamera ponsel adalah bisa ditenteng ke mana-mana. Tinggal dimasukkan di dalam saku maka momen dan peristiwa bisa di-capture secara istimewa. Anytime, anywhere.
Dari sekadar foto selfie hingga apapun yang menarik untuk dibagikan ke orang lain. "Setiap tempat istimewa. Tak bisa dibandingkan antara satu dengan yang lain," kata fotografer European Pressphoto Agency (EPA) Mast Irham.
Berikut tips dan trik dari fotografer yang telah menjejak kaki di 5 benua tersebut, yang ia bagikan khusus untuk detikINET.
1. Pelajari karakter dan kelebihan kamera yang dipunyai. Jangan paksakan memotret bila kondisinya sudah melebihi batas kemampuan kamera smartphone seperti low light/temaram. Untuk foto-foto street photography, daily life dan human interest, kamera ponsel beresolusi tinggi sudah lebih dari cukup.
"Ponsel ada keterbatasannya, mirrorless ada keterbatasannya, DSLR pun ada keterbatasannya juga. Semua kamera bisa maksimal kalau kita tahu karakternya, apa yang cocok," ucap fotografer yang lebih dari 10 tahun bergelut dengan kamera ini.

Salah satu spot di luar stadion sepakbola di Brazil pada Piala Dunia 2014. (Foto: Mast Irham)
2. Jangan pernah menyepelekan tempat yang dituju. Sebab, setiap tempat memiliki keunikan dan keistimewaan secara fotografi. Dari pedesaan terpencil yang sangat etnik di ujung Papua hingga kota besar sesibuk New York atau Hong Kong.
Dari sekadar foto selfie hingga apapun yang menarik untuk dibagikan ke orang lain. "Setiap tempat istimewa. Tak bisa dibandingkan antara satu dengan yang lain," kata fotografer European Pressphoto Agency (EPA) Mast Irham.
Berikut tips dan trik dari fotografer yang telah menjejak kaki di 5 benua tersebut, yang ia bagikan khusus untuk detikINET.
1. Pelajari karakter dan kelebihan kamera yang dipunyai. Jangan paksakan memotret bila kondisinya sudah melebihi batas kemampuan kamera smartphone seperti low light/temaram. Untuk foto-foto street photography, daily life dan human interest, kamera ponsel beresolusi tinggi sudah lebih dari cukup.
"Ponsel ada keterbatasannya, mirrorless ada keterbatasannya, DSLR pun ada keterbatasannya juga. Semua kamera bisa maksimal kalau kita tahu karakternya, apa yang cocok," ucap fotografer yang lebih dari 10 tahun bergelut dengan kamera ini.
Salah satu spot di luar stadion sepakbola di Brazil pada Piala Dunia 2014. (Foto: Mast Irham)
2. Jangan pernah menyepelekan tempat yang dituju. Sebab, setiap tempat memiliki keunikan dan keistimewaan secara fotografi. Dari pedesaan terpencil yang sangat etnik di ujung Papua hingga kota besar sesibuk New York atau Hong Kong.
"Semua tempat menarik, mempunyai karakter masing-masing. Kalau ke kota modern, karakter fotonya lain, nggak harus etnik. Bisa ambil landscape atau foto-foto arsitektur bangunan yang modern," ucap pengguna kamera iPhone itu.
"Brazil saya suka. Tempatnya bagus sekali, colorful, orang-orangnya juga, karakter kulitnya lain. Kemarin di Nepal saya suka, orisinil, pakaiannya juga lain. Setiap tempat istimewa, tak bisa dibandingkan antara satu dengan yang lain," kata dia.

Anak kecil di pedalaman Amazon, Brazil. (Foto: Mast Irham)
3. Survei terlebih dahulu tempat yang akan dijadikan spot memotret. Bisa riset di internet maupun saat di lokasi. Tidak lain untuk memperoleh gambaran visual, kondisi suasana, kebiasaan, warna, hingga kondisi cahaya matahari.
"Survei dulu sebelumnya. Sehari atau dua hari sebelumnya, di sini bagus apa tidak. Misalkan di Jakarta, kita harus mencari timing yang pas, jamnya, huntingnya pagi hari atau sore sekalian ketika warna sinarnya bener-bener kuning kenceng," ucap Irham yang mengunggah sebagian hasil jepretan smartphonenya ke akun instagram @mastirham.
"Kalau di negara 4 musim seperti di Australia bisa didapat setiap saat, itu gampang sekali. Kalau di Indonesia kita harus ngakalin seperti itu (golden time),".

Sungai Rio Negro, Amazon, Brazil. Aslinya air sungai berwarna hitam. Namun akibat pantulan cahaya, tidak sehitam aslinya. (Foto: Mast Irham)
"Brazil saya suka. Tempatnya bagus sekali, colorful, orang-orangnya juga, karakter kulitnya lain. Kemarin di Nepal saya suka, orisinil, pakaiannya juga lain. Setiap tempat istimewa, tak bisa dibandingkan antara satu dengan yang lain," kata dia.
Anak kecil di pedalaman Amazon, Brazil. (Foto: Mast Irham)
3. Survei terlebih dahulu tempat yang akan dijadikan spot memotret. Bisa riset di internet maupun saat di lokasi. Tidak lain untuk memperoleh gambaran visual, kondisi suasana, kebiasaan, warna, hingga kondisi cahaya matahari.
"Survei dulu sebelumnya. Sehari atau dua hari sebelumnya, di sini bagus apa tidak. Misalkan di Jakarta, kita harus mencari timing yang pas, jamnya, huntingnya pagi hari atau sore sekalian ketika warna sinarnya bener-bener kuning kenceng," ucap Irham yang mengunggah sebagian hasil jepretan smartphonenya ke akun instagram @mastirham.
"Kalau di negara 4 musim seperti di Australia bisa didapat setiap saat, itu gampang sekali. Kalau di Indonesia kita harus ngakalin seperti itu (golden time),".
Sungai Rio Negro, Amazon, Brazil. Aslinya air sungai berwarna hitam. Namun akibat pantulan cahaya, tidak sehitam aslinya. (Foto: Mast Irham)
4. Latih kepekaan sosial dan memahami keadaan di sekitar kita. Mulailah mengalihkan fokus dari sekadar foto selfie menjadi foto-foto yang bercerita soal suasana yang didatangi. Kehidupan warga, aktifitas, kebiasaan dan apapun yang menarik untuk diceritakan kepada siapapun.
"Saya tidak menyatakan foto selfie itu tidak penting, hanya ingin narsis atau sombong-sombongan. Saya dan teman-teman melakukan itu juga. Tetapi tidak ada salahnya dengan kamera yang ada, juga merekam, memotret apa yang kita datangi. Tentang taman atau pejalan kaki, kondisi bangunan atau pedagang. Itu cerita yang mungkin lebih berguna untuk orang lain," tandas peraih berbagai penghargaan di bidang fotografi ini.
5. Jangan ragu untuk bereksperimen dengan menggunakan filter dan berbagai fasilitas tambahan di kamera ponsel. Sebab, fitur tambahan ini membuat kejutan-kejutan yang tidak terduga.
"Kalau ponsel kadang juga ada kejutan karena kita gak mengatur sendiri mode manualnya. Saya senang dengan aplikasi-aplikasi yang tinggal pencet tombol doang. Kok, wuihh... hasilnya lebih bagus ya..," ucapnya jujur.
"Saya tidak menyatakan foto selfie itu tidak penting, hanya ingin narsis atau sombong-sombongan. Saya dan teman-teman melakukan itu juga. Tetapi tidak ada salahnya dengan kamera yang ada, juga merekam, memotret apa yang kita datangi. Tentang taman atau pejalan kaki, kondisi bangunan atau pedagang. Itu cerita yang mungkin lebih berguna untuk orang lain," tandas peraih berbagai penghargaan di bidang fotografi ini.
5. Jangan ragu untuk bereksperimen dengan menggunakan filter dan berbagai fasilitas tambahan di kamera ponsel. Sebab, fitur tambahan ini membuat kejutan-kejutan yang tidak terduga.
"Kalau ponsel kadang juga ada kejutan karena kita gak mengatur sendiri mode manualnya. Saya senang dengan aplikasi-aplikasi yang tinggal pencet tombol doang. Kok, wuihh... hasilnya lebih bagus ya..," ucapnya jujur.
http://inet.detik.com/read/2015/06/04/101113/2932979/1279/1/memotret-pakai-ponsel-semua-tempat-jadi-istimewa
Komentar
Posting Komentar